Ini Pola Pikir Orang Kaya yang Layak Diikuti

Ini Pola Pikir Orang Kaya yang Layak Diikuti Harri Razali Tax Consuting - Konsultan Pajak Jakarta

VIVA.co.id - Orang miskin dan orang kaya timbul karena perbedaan akses masing-masing orang terhadap sumber sumber penghidupan. Ada orang yang memiliki kemudahan mengakses modal, tapi ada pula yang kesulitan dalam memperolehnya.

Akibatnya, muncul kalimat seperti ini: yang kaya makin kaya, tapi yang miskin bertambah miskin. Tidak cuma akses terhadap modal, pola pikir juga berpengaruh pada kesejahteraan seseorang.
Hal ini yang terkadang membuat sebagian besar orang kaya bisa bertahan. Dan pola pikir yang keliru pula yang membuat orang miskin sulit keluar dari lingkaran nasib buruk.

Berikut ini perbedaan pola pikir antara orang miskin dan orang kaya:

1. Cara membelanjakan uang

Orang miskin
Ketika punya sedikit uang, orang miskin lebih cenderung menghabiskannya untuk membeli kebutuhan sekunder seperti ponsel terbaru atau televisi paling canggih. Jika memiliki investasi, porsi untuk berinvestasi cenderung lebih kecil dibandingkan alokasi belanja.

Orang Kaya
Orang-orang kaya cenderung senang menginvestasikan kelebihan uang mereka. Di luar dugaan, banyak orang kaya yang bisa bertahan karena pola konsumsi mereka yang tidak jauh lebih besar dari investasinya. Inilah rahasia yang membuat kekayaan mereka terus berlipat ganda.

Salah satu contohnya adalah Joshua Coleman, yang memperoleh US$400 juta atau sekitar Rp5,2 triliun pada tahun 2004 saat menjual perusahaan telekomunikasinya. Dia tidak lantas memakai uangnya untuk membeli sesuatu yang megah melainkan mengalokasikannya untuk mendirikan sebuah usaha.
2. Cara memperoleh penghasilan

Orang Miskin
Memulai usaha adalah hal yang jauh dari impian orang miskin. Orang miskin lebih senang untuk bermain aman dengan bekerja sebagai karyawan dan mengandalkan pendapatan tetap. Mental pegawai ini yang membuat kekayaan orang miskin sulit melompat

Orang kaya
Para miliuner tidak serta merta memiliki investasi sebagai sumber pendapatan mereka. Kebanyakan miliuner justru memulai kekayaan mereka dari sebuah bisnis.

Dengan memulai sebuah bisnis peluang Anda untuk mempertahankan atau meningkatkan kekayaan terus terbuka. Di Indonesia, salah satu contoh baik adalah pengusaha kondang Bob Sadino. Dalam berbagai kesempatan, Bob sering menganjurkan orang untuk tidak menjadi pegawai dan beralih sebagai pebisnis.

3. Hobi

Orang miskin
Hobi justru membuat kekayaan menurun. Banyak orang miskin menyukai hobi yang tidak punya nilai ekonomi atau justru membuat kekayaan semakin menurun. Contohnya seperti hobi belanja, hura-hura dll.

Orang kaya
Orang kaya berinvestasi pada hobi. Banyak orang kaya berinvestasi pada lukisan, perhiasan atau barang-barang seni yang harganya bisa meningkat. Orang-orang kaya yang memiliki indra penciuman kuat pada uang cenderung memiliki hobi pada sesuatu yang langka. Mereka yakin nilai barang hobi mereka akan membuat mereka untung di suatu saat. (one)